Kamis, 01 November 2012

tugas teknologi informasi

Nama           :verdi indra satria
Jurusan       :PAI/A
NIM            :12110004
Tugas          :Teknologi Informasi
Dosen          :Bpk.Bintoro Widodo  



A     Makna Rukun Iman


Iman (bahasa Arab:الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Definisi iman menurut Ahlus Sunnah mencakup perkataan dan perbuatan, yaitu meyakini dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan, dapat bertambah dengan ketaatan dan dapat berkurang dengan sebab perbuatan dosa dan maksiat.
Rukun iman memiliki enam prinsip keimanan, maka tidak sempurna iman seseorang kecuali apabila ia mengimani seluruhnya menurut cara yang benar yang ditunjukan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadist, maka barangsiapa yang mengingkari satu saja dari rukun iman ini, maka ia telah kafir.

1.      Iman kepada Allah Ta’ala
Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.

2.      Iman kepada Para Malaikat-Nya
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat mutawatir dari nash-nash Al-Qur’an maupun Al-Hadist. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani secara tafshil (terperinci), para malaikat yang namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang belum disebutkan namanya, wajib mengimani mereka secara ijmal (global).

3.      Iman kepada Kitab-Kitab-Nya
Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah. Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah disebutkan namanya oleh Allah, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur’an. Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi Allah, wajib pula mengimani bahwa Allah telah mengucapkannya sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban serta menjauhi berbagai larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Qur’an merupakan tolok ukur kebenaran kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Qur’anlah yang dijaga oleh Allah dari pergantian dan perubahan. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukan makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

4.      Iman kepada Para Rasul-Rasul-Nya
Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah mengutus para rasul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya. Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib beriman kepada semua rasul secara ijmalsebagaimana wajib pula beriman secara tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh Allah, yaitu 25 diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Wajib pula beriman bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang jumlahnya tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui nama-nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Wajib pula beriman bahwa Muhammad shalalallahu alaihi wa salam adalah yang paling mulia dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi setelahnya.

5.      Iman kepada Kebangkitan Setelah Mati
Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang adanya negeri akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang yang berbuat baik dan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah mengampuni dosa apapun selain syirik, jika Dia menghendaki. Pengertianalba’ts (kebangkitan) menurut syar’i adalah dipulihkannya badan dan dimasukkannya kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti belalang-belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera mendatangi penyeru. Kita memohon ampunan dan kesejahteraan kepada Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

6.      Iman kepada Takdir yang Baik maupun yang Buruk Dari Allah Ta’ala
Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-sungguh bahwa segala kebaikan dan keburukan itu terjadi karena takdir Allah. Allah ta’ala telah mengetahui kadar dan waktu terjadinya segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan kekuasaan dan kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu. Allah telah menulisnya pula di dalam Lauh Mahfuzh sebelum menciptakannya.


B. Rukun Islam

            Menurut bahasa rukun artinya dasar, pokok, atau tiang. Rukun Islam dapat diartikan dengan pokok-pokok ajarran Islam.
Rukn Islam ada 5, yaitu :

1.            Mengucapakan dua kalimat syahadat
yaitu mengucapkan syahadat tauhid (لا اله الا الله) dan
syahadat Rasul  محمد رسول الله 

2.            Mendirikan sholat yang 5 waktu
Yaitu :
a. zhuhur 4 raka’at                  c. Maghrib 3 raka’at                 e. Subuh 2 raka’at
b. Ashar 4 raka’at                    d. Isya 4 raka’at
jumlah seluruh raka’at dalam shalat lima waktu adalah 17 raka’at.

3.            Membayar zakat
Zakat ada dua macam yaitu zakat Fitrah (jiwa) dan zakat Maal (harta) orang yang wajib mengeluarkan zakat disebut Muzakki dan orang yang berhak menerima zakat disebut Mustahik. Mustahik zakat ada 8 golongan :
1)   Fakir
Yaitu orang yang tidak punya harta dan tidak mampu memenuhi kebutuhan poko sehari-hari
2)    Miskin
Yaitu orang yang dapat berusaha tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari
3)    ‘Amil
Yaitu petugas yang mengumpulkan dan menyalurkan zakat
4)   Mu’allaf
Yaitu orang yang baru masuk Islam atau orang yang masih lemah imannya 
5)    Budak atau hamba sahaya
6)   Ghorim
Yaitu orang yang mempunyai hutang untuk kebaikan/kebutuhan pokok tetapi tidak mampu membayarnya
7)   Fi Sabilillah
Yaitu orang-orang yang berjuang demi tegaknya adama Allah, seperti para Da’I, ustadz, guru-guru agama dan lain-lain.
8)   Ibnu Sabil
Yaitu orang yang bepergian jauh untuk hal-hal yang di bolehkan dan kehabisan ongkos atau bekal.

4.            Berpuasa di bulan Romadhon

5.            Pergi haji bila mampu.

2 komentar:

Dream, Pray, and Action